Nama Lengkapnya Pak Prabowo

Nama Lengkapnya Pak Prabowo

Makan Bakso Bareng, Prabowo: Pak Jokowi Tahu Dimana Makan Enak

Senin, 29 Januari 2024 - 14:28 WIB

Magelang - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) makan bakso di sebuah warung pinggir jalan di Magelang, Jawa Tengah pada Senin, 29 Januari 2024. Tak sendiri, Jokowi makan bersama dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan sejumlah influencer serta artis ibu kota.

Jokowi dan Prabowo makan bakso di satu meja yang sama. Keduanya pun sempat berbincang di sela-sela makan bakso tersebut.

Jokowi makan Bakso bersama Prabowo dan influencer di warung pinggir jalan

"Ya ini kan tadi baru ini kan baru saja saya dengan Pak Prabowo meresmikan Graha Utama di Akademi Militer, Magelang. Setelah itu, makan bakso, sudah," kata Jokowi kepada wartawan di lokasi.

Saat ditanya mengenai alasan makan bakso, Jokowi hanya mengatakan makanan itu enak. Sehingga dia memutuskan makan bersama Prabowo.

"Makan bakso, baksonya enak, sudah gitu aja," ungkapnya.

Di sisi lain, Jokowi pun mengungkap apa yang dibicarakan dirinya dengan Prabowo saat makan bakso itu. Jokowi mengaku hanya bicara soal bakso hingga kelapa muda yang diminum.

"Ngobrolin bakso, ngobrolin kelapa muda, ngobrolin tahu goreng, sudah gitu," jelasnya.

Warung Bakso Pak Sholeh Bandongan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warung Bakso dan Mie Ayam Pak Sholeh Bandongan menjadi salah satu tempat makan yang populer bagi warga Magelang dan sekitarnya. Berdasarkan penilaian warganet di Google, warung bakso yang terletak di Krajan, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang itu meraih 4,4 bintang dari 989 ulasan.

“Bakso kesukaan zaman SMA. Kembali lagi ke sini saat pulang kampung. Letaknya di Bandongan, sekitar 15 menit dari pusat Kota Magelang. Baksonya mantul, kuahnya sedap. Kalau ke sini selalu ramai. Penyajiannya cukup cepat. Ada es tapenya juga yang seger dan nagih,” kata Inez Permata Hati, dikutip dari Google Review, Senin, 29 Januari 2024.

Warung Bakso Pak Sholeh menawarkan beberapa menu, mulai dari Bakso Kecil seharga Rp 10.000 per porsi, Bakso Alus seharga Rp 15.000, Bakso Telur seharga Rp 15.000, Bakso Urat seharga Rp 16.000, Bakso Urat Dobel seharga Rp 25.000, hingga Bakso Jumbo seharga Rp 35.000 per mangkuk. Tak hanya makanan, tempat makan itu juga menyediakan minuman, misalnya teh dan kelapa muda, seperti yang terlihat juga dinikmati oleh Jokowi dan Prabowo.

Selain bakso sebagai menu andalannya, Warung Bakso Pak Sholeh juga menyajikan menu lain, seperti mie ayam, aneka gorengan, dan kerupuk sebagai pelengkap. Menurut pengakuan Pak Sholeh selaku pemiliknya dalam kanal YouTube Tio M Hatta, warung bakso yang telah berdiri lebih dari 15 tahun lalu itu menghasilkan omzet penjualan Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per hari.

Ketika ditanya berapa porsi bakso yang terjual, Pak Sholeh tidak mengetahuinya. “Kalau per mangkuk, nggak bisa ngitung. Kalau omzet bisa Rp 20 juta sampai Rp 25 juta per hari,” kata Pak Sholeh di Magelang, Sabtu, 8 Juni 2019.

Jokowi makan Bakso bersama Prabowo dan influencer di warung pinggir jalan

Sementara itu, Prabowo mengatakan Jokowi tahu banyak tempat makan enak di berbagai wilayah. Termasuk bakso yang dimakan Prabowo bersama Jokowi.

"Pak Jokowi tahu di mana makan enak, di mana-mana sudah tahu beliau," singkat Prabowo.

"Ngobrolin bakso, ngobrolin kelapa muda, ngobrolin tahu goreng, sudah gitu," jelasnya.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi siang hari ini mengajak Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto makan di Warung Bakso Pak Sholeh di Bandongan, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan makan bersama itu dilakukan usai keduanya meresmikan Graha Utama Akademi Militer (Akmil) Magelang, pada Senin, 29 Januari 2024.

“Ya ini kan tadi, baru saja saya dengan Pak Prabowo meresmikan Graha Utama di Akademi Militer Magelang. Setelah itu, makan bakso, sudah,” kata Jokowi sebagaimana rekaman video yang diterima di Jakarta, Senin siang, 29 Januari 2024, dikutip dari Antara.

Ulasan Para Pengunjung

Berdasarkan pantauan Tempo, Warung Bakso dan Mie Ayam Pak Sholeh Bandongan mendapatkan ulasan positif dari warganet di Google Review usai dikunjungi Jokowi dan Prabowo.

Bahkan, salah satu warganet meminta pemilik warung bakso tersebut untuk segera mencetak spanduk baru.

“Besok cetak (spanduk) MMT baru tulisannya Prabowo dan Jokowi pernah makan di sini,” tulis Komoleo.

“Pak Jokowi dan Pak Prabowo makan di sini,” tulis Suryo Widiyanto.

Sementara itu, akun Google dengan nama William BG berharap agar harga bakso di Warung Bakso Pak Sholeh tidak naik setelah didatangi Jokowi dan Prabowo. “Mantap, dikunjungi Pak Jokowi dan Prabowo, menaikkan rating, tentunya. Semoga harga tetap bersaing, ya,” tulis William BG.

Salah satu pengunjung lain mengungkapkan tekstur bakso Pak Sholeh terasa dagingnya. Pemilik akun Instagram @elzhaaprln itu juga memuji kuah bakso yang gurih ketika mengulas bakso Pak Sholeh di postingannya.

Sejumlah ulasan positif dari warganet juga telah diunggah sejak beberapa waktu lalu. Inez Permata Hati, misalnya, menyebut Bakso Pak Sholeh adalah favoritnya sejak SMA. "Bakso kesukaan jaman SMA. Kembali lagi ke sini pas pulang kampung. Letaknya di Bandongan, sekitar 15 menitan dari pusat kota Magelang. Baksonya mantull, kuahnya sedep. Kalo ke sini selalu ramai. Penyajiannya cukup cepet. Ada es tapenya juga yg seger dan nagih," katanya.

Ada juga Raka Mahendra yang memberi ulasan pada setahun lalu. Ia mengaku menyicip mie ayam dan bakso jumbo urat di warung tersebut. "Wah enak mie ayamnya, agak kuat rasa rempahnya, mie nya kenyak enak dan porsinya banyak ditambah lagi potongan ayamnya gede, sawinya empuk dan mudah dikunyah, kuahnya seger enak," tuturnya. "Bakso uratnya enak dan kenyal sekali. Makan mie ayam bakso ditemani ea teh yang seger sambil liat jalanan bandongan yang ramai tepi sawah."

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Siapa yang pernah dengan salmon sashimi, atau malah pernah coba makan di restoran Jepang di Indonesia? Indonesia merupakan salah satu negara penikmat salmon, namun bukan penghasil.

Apakah Indonesia mau coba mengembangkan budi daya salmon?

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, di sela-sela kunjungan kerja ke Hobart, Tasmania, menyempatkan diri menengok salah satu pusat budi daya salmon terbesar di dunia. Pusat budi daya ini milik perusahaan Australia bernama Tassal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kunjungan kali ini, Edhy ditemani para eselon satu dan staf khusus. Rombongan itu terdiri dari Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, dan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja.

Selain itu hadir juga Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin, Penasihat Menteri KKP Rokhmin Dahuri, Wakil Ketua Bidang Sinergi Dunia Usaha KP2-KKP Agnes Marcellina Tjhin, dan Ketua KP2-KKP Effendi Gazali. Konsul Jenderal Melbourne Victoria Spica Alphanya Tutuhatunewa mengawal kunjungan tersebut.

Lalu apakah RI bisa mengembangkan salmon di dalam negeri.

"Indonesia tidak cocok untuk budi daya salmon, karena perairan kita hangat. Salmon itu hidup di air dengan suhu 16-28 derajat, sementara perairan kita itu 26 derajat," kata Edhy di pusat budidaya salmon milik Tassal, Hobart, Tasmania, Jumat (28/2/2020).

"Tapi kalau mau coba ya bisa saja," ungkapnya.

Jika memang RI ingin mencoba budidaya salmon, maka harus dicari lokasi yang punya suhu sesuai dengan habitat salmon. Bisa dicari daerah yang cukup dingin seperti misalnya di dataran tinggi Papua.

Namun dari pemilihan lokasi saja biaya sudah akan cukup besar. Belum lagi jika lokasinya jauh dari mana-mana akan membuat biaya logistik membengkak ketika melakukan pengiriman ke lokasi pembeli.

"Ikan itu sudah ada wilayahnya masing-masing, kita tidak punya salmon tapi kita punya baramundi, kerapu, bandeng, itu ikan-ikan bagus semua," tambah Edhy.

Pada kesempatan yang sama, Safri mengatakan Indonesia lebih baik mempromosikan bandeng dengan lebih baik ketimbang harus budi daya salmon. Lagipula, tambah Safri, gizi yang terkandung dalam bandeng itu jauh lebih banyak ketimbang salmon.

"Salmon itu karena marketingnya bagus sekali, jadi semua orang tahu. Sebenarnya kita juga bisa promosikan bandeng lebih baik lagi supaya bisa terkenal seperti salmon," kata Safri.